Minggu, 24 Juli 2016

Bumi Datar?

Posting atau status atau thread tentang teori bumi yang datar ini sudah pernah saya ikuti tahun 2011 - 2012 an, di salah satu group filsafat2an di facebook. Dari beragam komentar yang muncul tentang teori bumi datar ini, ada dugaan bahwa si pembuat thread atau status ini sedang melakukan taruhan dengan kawannya. Bertaruh apabila thread tersebut bisa menarik 500 hingga 1000 komentar dalam thread tersebut, maka si pembuat thread akan memperoleh imbalan atau menang taruhan.

Dan thread itu kini muncul kembali di jagad pertwitteran, yang kelihatannya/sepertinya diusung oleh seorang muslim, dimana thread tersebut dikaitkan dengan dalil-dalil Quran, yang entah kali ini tujuannya apa. Kalau thread yang dahulu tujuannya adalah untuk taruhan atau paling tidak untuk adu argumen, karena si pembuatnya punya pemikiran yang lebih condong pada atheisme.

Dan sayangnya, mentang-mentang dikait-kaitkan dengan dalil-dalil Quran, banyak muslim yang justru mengamini thread tersebut. Thread yang di tulis oleh orang yang belum jelas siapa dia, langsung saja dipercaya kebenarannya, hanya karena ada dalil-dalil Quran yang di nukil.

Padahal kalau menengok sejarah, para cendekiawan muslim jaman dahulu adalah astronom yang sangat disegani. Tidak usah jauh-jauh, kita tengok saja kedatangan Islam dan para wali di Nusantara ini datang lebih dahulu beberapa abad dibandingkan dengan ekspedisi orang Eropa menemukan wilyah ini. Bahkan konon katanya ekspedisi Eropa ini cenderung mengikuti jalur atau peta yang telah digunakan terlebih dahulu oleh saudagar muslim.

Dan kalau bumi ini datar, apa mereka lupa bahwa penentuan awal puasa dan Idul Fitri didasarakan oleh penampakan bulan. Yang kalau bumi ini datar mana mungkin bisa memberi citra atau gambaran penampakan bulan seperti diawah ini.


Atau kalau malas mikir, bagaimana menjelasakan penampakan matahari saat terbit atau terbenam. Kalau bumi datar dan matahari berjarak tetap dengan permukaan bumi, mana mungkin terlihat bulat dan posisinya berada dibawah seperti gambar diatas.



Atau mungkin saat ini lebih suka kalau muslim atau Islam, tercitrakan sebagai kaum yang anti pada ilmu pengetahuan, persis seperti Katolik abad pertengahan. Menghapuskan kecemerlangan cendekiawan muslim jaman dahulu, yang pemikiran dan penemuannya menjadi dasar dari banyak teknologi dan penemuan saat ini. ENTAHLAH.....