Jumat, 21 April 2017

100 Hari Pemerintahan Anies - Sandi

Dalam satu wawancara pak Einstein pernah mengatakan, "Imajinasi itu lebih penting dari ilmu pengetahuan". Jadi tak ada salahnya jika sedikit berandai-andai dan menggunakan imajinasi, apa yang kira-kira akan terjadi pada 100 hari pemerintahan Anies - Sandi jika menang dalam pilkada kali ini.

Tentang Jakarta Bersyariah

Isu yang santer berhembus (sengaja dihembuskan) adalah Jakarta akan menjadi kota yang ditata dengan hukum syariah Islam, benarkah bisa semudah itu menjadikan suatu daerah, apalagi Ibu Kota Negara menjadi bersyariah?

Jelas tidak semudah menggoreng tahu bulat yang bisa dimasak dadakan, pasalnya untuk membuat hukum syariah agar bisa dijalankan, minimal harus ada perda yang mendukungnya. Dan seperti yang kita ketahui bahwa perda itu harus disahkan oleh parlemen, dan seperti kita ketahui pula bahwa Anies-Sandi di parlemen hanya didukung oleh Gerindra (15)  dan PKS(11), sementara lawan politiknya yang siap menghadang PDI-P (28),  Hanura (10), PPP (10), Golkar (9), PKB (6) dan NasDem (5). 

Meski ada kemungkinan ditambah PAN (2) dan Demokrat (10), rasanya akan sulit bagi Anies - Sandi untuk meloloskan perda syariah. Maka, jika sampai perda syariah bisa lolos maka tak hanya Anies - Sandi yang patut untuk ditunjuk hidungnya, tapi seharusnya jari-jari telunjuk juga layak ditujukan ke hidung para aggota parlemen.

Tentang FPI dan Ormas Radikal (Intoleran)

FPI dan semua ormas adalah organisasi yang nyawa (baca: ijin) nya berasal dari Kemendagri, sudah seharusnya hidup dan matinya juga berada ditangan Kemendagri. Segala tentang syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh semua ormas adalah menjadi tanggugjawab Kemendagri. 

Sementara aksi anarkis, pengacau keamanan dan mengganggu ketertiban masyarakat adalah menjadi kewenangan dari pihak aparat keamanan untuk menindaknya. 

Jadi jika ada ormas yang anti dengan dasar negara, ada ormas yang melakukan aksi-aksi radikal, menganggu keamanan dan meresahkan masyarakat, harusnya kedua lembaga tersebut yang bertanggungjawab terlebih dahulu untuk mengambil tindakan, terlepas siapapun gubernurnya.

Tentang Media Masa

Media masa saat ini hampir 60% lebih boleh dikata sudah menjadi "plat merah", lebih banyak hanya menampilkan sisi positif dari pemerintah, sementara berita-berita negatif cenderung diendapkan dan diperhalus konten beritanya.

Bagi petahana, yang masih satu paket dengan pemerintah saat ini, sangat diuntungkan oleh media masa "plat merah" ini. Dukungan berupa pemberitaan positif sangat masif dinaik cetakkan, sementara berita negatif sangat sedikit diulas dan sebisa mungkin malah diredam.

Akan berbeda nasib dengan Anies-Sandi jika jadi gubernur, yang memang tidak sepaket dengan pemerintah, bahkan pengusungnya adalah lawan politik pemerintah di 2014 kemarin. Maka media akan kembali menjadi media "plat hitam", akan banyak kebijakan dan jalannya pemerintahan Anies yang bakal dikritisi, diobok2 dan dicari celahnya.

Banjir tidak lagi diberitakan hanya sekedar genangan, janji-janji kampanye Anies akan diungkit-ungkit, borok-borok Anies semakin banyak yang dikorek-korek lagi.

Buzzer dan Pendukung

Pendukung dan buzzer Anies ini terbentuknya belum terlalu lama, berbarengan dengan pencalonan Anies maju ke pilkada. Dan kalau melihat beberapa hasil survey yang telah dipublikasikan, maka perolehan dukungannya pun juga tidak langsung melesat kepuncak, ada beberapa tahapan yang semakin lama terlihat mengalami peningkatan.

Jika dilihat dari tren tersebut, maka pendukung Anies bukanlah model pendukung secara membabi buta, yang memuja Anies seperti sosok idola tanpa cela. Dukungan itu perlahan didapatkan karena beberapa program-program anies yang memang cenderung lebih bisa diterima oleh masyarakat Jakarta, terutama program membumi yang menyentuh kelas bawah (menolak reklamasi, menolak betonisasi, menolak penggusuran, menolak relokasi, dll).

Bisa dikata belum teruji keloyalannya, selama Anies memenuhi janji atas program-program kampanyenya, maka selama itu pula masih terus memperoleh dukungan. Namun apabila ingkar janji, pendukung Anies akan menjadi pengkritik terkeras saat Anies - Sandi benar-benar berkuasa.

Sasaran Tembak

Melihat beberapa kemungkinan diatas, maka Anies - Sandi adalah sasaran tembak yang sangat terbuka. Terlebih bukan sebagai anak emas yang diberi baju kebal peluru, maka serangan bertubi-tubi akan memdarat telak ditubuh mereka. 

Dengan begitu, tak akan mudah bagi Anies menjalankan pemerintahannya dengan seenak udelnya sendiri. Moncong senjata dari lawan, baik media masa, buzzer dan bahkan pendukungnya sendiri siap memberondongnya dari segala arah dan dengan aneka peluru.