Kamis, 25 Juni 2015

Alhamdulillah, Buka Puasa......?



Saat berbuka puasa sering tanpa sadar dalam hati berucap syukur dengan memuji kebesaran Allah dengan mengucap hamdallah. Satu hal yang memang wajar, setelah menahan haus dan lapar seharian maka detik-detik berbuka puasa menjadi saat yang ditunggu. Tak berlebihan memang bila ucapan rasa syukur bisa terucap tanpa sadar.

Namun patut direnungkan pula, disaat seperti itu apa yang sebenarnya disyukuri hingga terucap bacaan hamdallah. Apakah rasa syukur itu atas dasar diperbolehkannya/dibebaskannya lagi sang nafsu (makan) untuk kembali menjadi mesin giling yang dengan rakus boleh melahap apa saja yang ada dihadapannya, es cendol, es buah, es degan, ayam goreng, tempe penyet, sambel petai dsb. Yang tidak lebih seperti sorak sorai kemengan sang nafsu, merasakan kembali bebasnya sang nafsu yang siap melumat habis kembali semua upaya menahannya sepanjang hari.

Ataukah bersyukur karena merasa dirinya kuat menahan lapar dan haus hingga sore hari, kuat mengekang nafsunya sekuat tenaga hingga mampu menjalankan semua amalan ibadah bulan puasa dengan baik. Merasa dengan kekuatan tenaganya mampu menjalankan semua amalan ibadah dengan baik dan sempurna. Yang tidak lebih seperti kemenangan ponggah ke-aku-annya, yang merasa mampu dengan kekuatannya sendiri menahan nafsunya tanpa sedikitpun mengakui anugerah dan kasih/sayang Allah.

Ataukah bersyukur atas nikmat iman (kesehatan rohani) dan fisik (kesehatan jasmani) yang telah diberikan oleh Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, hingga bisa kuat menjalankan puasa dengan baik. Yang mungkin adalah tanda kemenangan sejati atas nafsunya, baik selama menahan haus dan lapar seharian, bahkan hingga sepanjang malam setelahnya.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar