Minggu, 23 Maret 2014

Di Paido Ora Nglokro Di Elém Ora Marém

Di caci/bully tidak menjadi patah semangat dan di puji tidak lantas menjadi senang, itulah terjemahan bebas dari judul artikel diatas. Lebih gampang menuliskannya dibanding menjalaninya, kebanyakan orang pasti akan terpengaruh baik saat di caci ataupun di puji. Sedikit banyak akan mengalami perubahan suasana hati, perubahan ekspresi wajah hingga perubahan emosi.

Kebanyakan saat di caci akan marah, tersinggung dan tidak bisa menerima, sementara saat dipuji akan merasa senang, bahagia, dan penuh suka cita. Entah karena sudah menjadi sifat dasar manusia seperti itu atau karena sebab lain, seperti latar belakang, lingkungan, pendidikan atau kultur budayanya. Memang bukan hal yang mudah untuk bisa menerima dua hal tersebut tanpa terpengaruh sama sekali, mungkin di butuhkan latihan sepanjang hidup untuk bisa mencapainya.

Pencapaian seperti itu bisa di ibaratkan seperti memiliki hati seluas samudra, karena saking luasnya hingga bisa menampung dan mewadahi apa saja yang masuk kedalamnya. Tak merubah atau mempengaruhi lagi warna, bau dan rasa air laut tersebut. Begitu juda dengan hati yang lapang bisa menampung cacian dan pujian sama baiknya, hatinya tetap tenang tak lagi mempengaruhi suasana hatinya.

Keduanya diterima sebagai anugrah dari Tuhan, sama-sama sebagai ajang pembelajaran untuk menjinakkan bahkan mematikan semua nafsu/keakuan-nya. Mengasah jiwanya supaya menjadi murni kembali seperti awal mulanya, dan menjadi jiwa-jiwa yang tenang dan tak terpengaruh keadaan. Kembali menjadi jiwa yang ridho dan di ridhoi.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar