Membaca status salah satu teman yang
mempertanyakan “apakah setan itu selalu bersalah?” , membuat saya tergelitik untuk merenung
dan pada akhirnya ingin menuliskannya.
Menurut saya setan itu kok tidak
pernah bersalah ya, bukankah tugas setan adalah menjadi kepanjangan tangan dari
sang iblis yang sejak dari dahulu selalu bertugas mengajak untuk ingkar,
mengajak kepada keburukan, mengajak untuk melakukan kerusakan. Dan bukankah itu
sudah dilakukannya dari dahulu dan tak pernah berubah niat dan tujuannya hingga
sekarang, sampai detik inipun setan selalu menjalankan job-desk yang sudah diberikan
kepadanya dengan sangat baik (belum pernah ada setan nyleneh yang tiba-tiba
ngajak berbuat kebaikan).
Justru yang layak dipersalahkan
adalah manusianya, diberi begitu banyak anugrah kelebihan dibanding setan dari
sang Maha Pencipta tapi malah sering mengingkari tugas-tugasnya. Diberi tugas
untuk menjadi pemimpin (paling tidak memimpin dirinya sendiri) ternyata tidak
mampu dan mudah tergoda oleh setan yang level (kesempurnaannya) lebih rendah dari
manusia.
Padahal sudah begitu sempurnanya
manusia (diberi akal, pikiran, dan rasa) agar bisa dijadikan alat untuk
mengukur dan menimbang, namun malah jarang memakainya karena tertutup oleh
nafsu atau keinginannya sehingga mudah terbujuk oleh rayuan setan. Melupakan
tugas utamanya untuk memimpin dirinya sendiri agar menjadi makhluk yang semakin
sempurna hingga bisa mendekati citra Tuhannya (Pengasih, Penyayang, Adil, dsb).
Jadi jangan persalahkan setan
atas tergodanya manusia, tapi cobalah melihat pada diri sendiri sudah terlaksana
dengan baikah job-desk kemanusiannya? Atau justru lebih tertarik dengan job-desknya
sang pembisik kerusakan............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar