Minggu, 05 Januari 2014

Antara Mimpi dan Terjaga (Mana Yang Lebih Nyata)?

Hampir semua orang pernah mengalami mimpi bahkan pernah mengalami mimpi didalam mimpi. Kebanyakan baru menyadari bahwa dirinya berada di alam mimpi bila sudah terbangun, saat benar-benar “terjaga” baru sadar bahwa apa yang dialaminya tadi hanyalah sebuah mimpi, dan berkesimpulan bahwa apa yang dialaminya tadi bukan suatu kejadian yang dianggap nyata.

Saat bermimpi tidak banyak yang menyadari bahwa dirinya sedang bermimpi dan berada di alam mimpi. Ketika bermimpi ada harimau yang akan menerkamnya, tidak banyak yang sadar dan kemudian berkata “ah, ini kan cuma mimpi”, kemudian membiarkan harimau itu menerkamnya (toh ini kan sedang bermimpi, bukan harimau yang nyata). Kebanyakan orang pasti cepat-cepat melarikan diri sejauh mungkin dari harimau tersebut.

Baik saat bermimpi didalam mimpi (mimpi kedua) atau saat bermimpi tunggal (mimpi pertama) akan merasakan hal yang sama. Saat bermimpi (berada di alam mimpi) apa yang dialaminya tersebut adalah sesuatu yang dianggap nyata. Disana ada ruang dan waktu yang serupa tapi tidak sama, ada bumi, langit, bahkan alam semesta, ketika dikejar harimaupun yang terasakan adalah sesuatu yang benar-benar nyata. Ketika berjalan mendaki yang terasakan adalah langkah berat seperti ada tarikan gravitasi, ketika bermimpi jadi astronom-pun seseorang akan bisa melihat dengan jelas bintang-bintang melalui teleskop yang dimilikinya.

Jelas sekali saat seseorang bermimpi tak ada yang meragukan bahkan mempertanyakan, bahwa apa yang dialaminya (saat bermimpi) hanyalah sebuah alam yang tidak nyata. Perjalanannya selama di alam mimpi dianggap sebuah perjalan yang benar adanya dan nyata, baru bisa menyimpulkan bahwa apa yang dialaminya adalah sebuah mimpi bila orang tersebut sudah terbangun.

Yang menarik untuk dipertanyakan adalah, benarkah alam mimpi itu alam yang tidak nyata? Tidakkah suatu kemungkinan bahwa antara mimpi didalam mimpi, mimpi tunggal dan terjaga, adalah sama-sama alam nyata dan dialami oleh “sesuatu” yang sama namun dengan ruang dan waktu berbeda?

Atau benarkah alam yang kelihatan nyata saat ini adalah alam yang benar-benar se-nyata seperti yang terlihat? Tidakkah suatu kemungkinan, bahwa alam nyata yang dialami dan dijalani saat ini adalah alam mimpi juga (baca: tidak nyata)?

Tidakkah suatu kemungkinan bahwa apa yang disebut terjaga saat ini (baca: hidup) hanyalah sebuah ruang dan waktu yang lain, dan suatu saat akan dibuat terjaga (baca: dimatikan di alam ini), untuk dibangunkan didalam ruang dan waktu yang berbeda lagi (baca: alam lain)? Dan pada saat itu (bangun/hidup lagi) baru menyadari dan menyimpulkan bahwa apa yang dialaminya saat ini (sesuatu yang selalu dianggapnya “terjaga”) ternyata hanyalah sebuah mimpi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar