Senin, 03 Februari 2014

Sholat: Belajar Hening Didalam Keramaian, Belajar Tenang Didalam Gerak

Sholat memang tidak harus dikerjakan didalam ruang yang tertutup, bisa dikerjakan dimana saja. Di sela-sela danggangan didalam pasar, dipinggir lapangan atau dalam kendaraan yang sedang berjalanpun juga bisa. Terlihat gampang, sederhana dan tidak rumit, tak harus mencari tempat yang sepi atau ruangan yang senyap untuk melaksanakannya.

Namun jika direnungkan lagi sebetulnya tidak sesederhana itu, sama seperti ajaran keyakinan lain sholat itu adalah saatnya manusia berkomunikasi dengan Sang Maha Ada. Meletakkan, melepaskan semua atribut kemanusiaannya untuk mencoba menggapai kembali nilai-nilai keilahiannya. Belajar meluruhkan sifat ketanahannya, untuk mengasah dan memurnikan kembali “Nafas Cinta” yang pernah ditiupkan-Nya.

Memang saat-saat seperti itu biasanya lebih mudah dilakukan dalam ruangan khusus dan waktu khusus. Akan lebih mudah mencapai keheningan bila berada di tempat yang sunyi dan senyap, akan lebih mudah tenang bila dalam keadaan tidak bergerak (diam).

Seolah tahu seperti apa masa depan umatnya nanti, yang selalu merasa sok sibuk dengan urusan dunianya, tidak  pernah merasa cukup dengan apa yang dipunyainya, selalu was-was dengan apa yang akan terjadi pada masa depannya.

Seperti kondisi umatnya yang tidak lagi berada didesa ataupun gunung-gunung yang sepi dan sunyi, namun berada ditengah keramaian dan kesibukan, dituntut untuk bergerak cepat diburu oleh waktu.

Maka hadirlah ilham, dimana sholat pun bisa dilaksankan dimana saja dan dibuat tidak tetap, ada gerak tubuh yang berubah-ubah dan berulang saat melaksanakannya. Ada makna dan hikmahnya kenapa tatacara ibadah sholat seperti itu, dalam sholat ada proses latihan untuk selalu mengingat Allah didalam keramaian, serta latihan mengigat Allah didalam setiap gerak. 

Apabila dalam keadaan berubah-ubah seperti berdiri, duduk maupun sujud selalu ingat Allah, maka saat menjalani kehidupan sehari-hari yang terus berubah juga akan terlatih dan terbiasa untuk selalu mengingat Allah.

Saat mengalami kondisi yang tidak tetap, susah atau senang, disanjung atau direndahkan, dipuji atau dicaci, akan menjadi terbiasa untuk selalu bersandar kepada Allah semata. Dan bila itu sudah menyatu menjadi kebiasaan, maka hatinya tidak lagi tergoyahkan oleh gerak perubahan, jiwanya akan menjadi tenang dan akan selalu ridho hanya kepada Allah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar