Sholat memang
tidak harus dikerjakan didalam ruang yang tertutup, bisa dikerjakan dimana
saja. Di sela-sela danggangan didalam pasar, dipinggir lapangan atau dalam
kendaraan yang sedang berjalanpun juga bisa. Terlihat gampang, sederhana dan
tidak rumit, tak harus mencari tempat yang sepi atau ruangan yang senyap untuk
melaksanakannya.
Namun jika direnungkan lagi sebetulnya tidak sesederhana itu, sama seperti ajaran keyakinan lain sholat itu adalah saatnya manusia berkomunikasi dengan Sang Maha
Memang saat-saat seperti itu biasanya lebih mudah dilakukan dalam ruangan khusus dan waktu khusus. Akan lebih mudah mencapai keheningan bila berada di tempat yang sunyi dan senyap, akan lebih mudah tenang bila dalam keadaan tidak bergerak (diam).
Seolah tahu seperti apa masa depan umatnya nanti, yang selalu merasa sok sibuk dengan urusan dunianya, tidak pernah merasa cukup dengan apa yang dipunyainya, selalu was-was dengan apa yang akan terjadi pada masa depannya.
Seperti kondisi umatnya yang tidak lagi berada didesa ataupun gunung-gunung yang sepi dan sunyi, namun berada ditengah keramaian dan kesibukan, dituntut untuk bergerak cepat diburu oleh waktu.
Maka hadirlah ilham, dimana sholat pun bisa dilaksankan dimana saja dan dibuat tidak tetap, ada gerak tubuh yang berubah-ubah dan berulang saat melaksanakannya.
Apabila dalam keadaan berubah-ubah seperti berdiri, duduk maupun sujud selalu ingat Allah, maka saat menjalani kehidupan sehari-hari yang terus berubah juga akan terlatih dan terbiasa untuk selalu mengingat Allah.
Saat mengalami
kondisi yang tidak tetap, susah atau senang, disanjung atau direndahkan, dipuji
atau dicaci, akan menjadi terbiasa untuk selalu bersandar kepada Allah semata. Dan
bila itu sudah menyatu menjadi kebiasaan, maka hatinya tidak lagi tergoyahkan
oleh gerak perubahan, jiwanya akan menjadi tenang dan akan selalu ridho hanya
kepada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar