LGBT kini tengah
marak dan semakin mendapat tempat diseluruh dunia, lantas bagaimanakah muslim
menyikapi hal ini? Menentangkah atau ikut arus utama mengikutinya.
Dalam Qur’an telah
jelas disebutkan umat Nabi Luth adalah contoh perwakilan dari mereka ini, dan
dengan jelas pula dalam kisah tersebut Allah mengutus Nabi Luth untuk memberi peringatan
pada mereka untuk tidak terus melanjutkan perbuatan mereka.
Jadi jelas ajaran Islam
melarang perbuatan semacam umat Nabi Luth ini, pernikahan apalagi hanya sebatas
hubungan tanpa ikatan oleh sesama jenis gender jelas juga akan terlarang pula.
Jikalau begitu tidakkah
Islam akan semakin dikenal sebagai agama yang sangat tidak toleran, dimana
selama beberapa tahun belakang ini tercitra sebagai agama dan umat yang sangat
tidak menghargai perbedaan.
Lantas
bagaimanakah sikap yang sebaiknya dilakukan?
Ada satu hal pernah
menjadi renungan saya pribadi, jika kita ingin memperbaiki sesuatu entah barang
atau apapun bila saat pertama kali melihatnya saja sudah menimbulkan ketidak senangan
atau kebencian pada barang tersebut, maka bisa dipastikan akan semakin enggan
untuk memperbaikinya. Kalaupun terpaksa memperbaikinya juga akan asal-asalan
saja, hingga hasil yang diperolehpun juga semakin asal-asalan pula.
Jadi kalau kita ingin
memperbaiki mental atau sikap yang tidak tepat seperti LGBT dan aneka macam
kejahatan dengan penuh kebencian maka akan sama hasilnya seperti perumpamaan memperbaiki
barang diatas, yang diperoleh adalah hasil
yang asal-asalan pula. Tidak membuat perubahan pada sikap dan tingkah laku dari
mereka, tapi malah semakin menimbulkan
kebencian dari mereka.
Boleh
dan harus kita tidak menyukai perilaku mereka karena ajaran yang menjadi keyakinan
kita memang mengajarkan demikian, tapi jangan lantas menjadi pembenaran untuk membenci
personal dari mereka, benci perbuatannya tapi jangan pernah membenci pelakunya.
Sama halnya dengan
dilarangnya kita untuk tidak memakan daging babi, atau diperintahnya kita untuk
menghindari air liur anjing, namun tidak pernah ada ajaran untuk membenci babi
atapun anjing sebagai “personal”. Kita memang diperintah untuk menjauhi mereka
namun bukan untuk membenci mereka. Sebagaimana tugas yang dibebankan manusia
(muslim) untuk menjadi khalifah dimuka bumi, menjadi pengatur segala sesuatu
yang ada dalamnya. Memanfaatkannya, memilah dan memilih bukan malah
menghancurkan dan merusakannya.
Namun jangan lantas
pula mencari-cari pembenaran atas perilaku tersebut dengan mencari ataupun
memelintir dalil-dalil, agar supaya Islam terlihat toleran. Bagaimanapun juga
manusia adalah makhluk yang sangat terbatas kemampuannya, tidak bakal mampu
melihat apa yang akan terjadi satu detik didepan, tidak pula bakal bisa kembali
satu detik kebelakang.
Apa yang jelas
terlarang pasti ada alasan dan hikmah yang terkandung didalamnya, mungkin bukan
sekarang bakal diketahuinya tapi suatu saat nanti.
Menghormati keputusan
mereka sebagai pribadi, tapi tidak perlu pula merubah akidah dan ajaran yang
telah ada……
10 Paradoks Yang Sangat Terkenal Sepanjang Sejarah
BalasHapusFakta
10 Foto Bersejarah Sepanjang Masa