Mungkin sudah berulang dibahas dan ditulis berbagai cara menanggulangi atau
cara mengantisipasi kekeringan di musim kemarau. Tiap tahun telah banyak
sumbangan pikiran dituang diberbagai media, jajaring sosial hingga warung kopi
pinggir jalan. Namun kelihatannya pemerintah masih saja membuta-tuli, seolah
tidak melihat dan mendengar aspirasi rakyat pinggiran.
Dan apa yang saya tulis ini mungkin juga sudah ribuan kali pernah ditulis ataupun
dibicarakan orang lain pula, namun melihat kekeringan dan krisis air bersih yang
saat ini tengah melanda berbagai daerah di Indonesia LAGI, maka dengan tangan tebal (beda tipis sama muka tebal) saya tulis
juga artikel ini.
Kenapa mesti lélés teknologi kuno
milik Amerika yang telah dibuang jauh sama penduduk di Amrik sono? Kenapa tidak
menjiplak teknologi versi terbarunya
saja?
Soalnya begini, para anak muda yang punya mimpi teknologi masa depan kini
tengah merana, dipreteli kaki dan tangan kreatif mereka, dicokok menjadi
tersangka.
Maka dari itu, tidak perlu bicara muluk-muluk tentang teknologi masa depan,
tapi cukup menggunakan teknologi jadul saja. Seperti yang terlihat pada gambar
diatas adalah teknologi yang sangat cocok untuk kondisi Indonesia saat ini. Teknologi
yang murah, mudah dan sangat tepat guna.
Teknologi ini tidak memerlukan puluhan atau ratusan anak negeri yang
jempolan jebolan universitas luar negeri, tapi hanya membutuhkan niat dan tekat
yang kuat maka bisa dengan mudah diterapkan diseluruh pelosok tanah air. Dan
tak perlu waktu yang lama hingga puluhan tahun untuk mewujudkannya.
Dengan asumsi jumlah anggaran Rp. 1,4 M untuk tiap desa per tahun (kalau
ditepati), maka tiap tahun satu desa bisa menyisihkan dana untuk membangun 2
buah tandon air, dalam jangka 5 tahun akan tersedia 10 tandon air yang siap
digunakan untuk menghadapi musim kemarau (yang tiap tahun pasti datang).
Kenapa mesti menggunakan tower? Kenapa tidak ditaruh rata dengan tanah
saja? Karena dengan menempatkan tandon air diatas memiliki beberapa keuntungan.
Tidak gampang dicemari oleh ulah iseng anak-anak, seperti dirusak, dikencingi,
dimasuki kodok dan aneka jenis sampah lainnya. Tidak mudah untuk menjadi tempat
berkembang biaknya nyamuk, dengan posisi diatas nyamuk akan sulit menjangkau
karena anginnya lebih kencang. Dan akan lebih mudah untuk mengontrol serta mengalirkannya
ke segenap penjuru desa.
Satu hal yang benar-benar perlu diperhatikan adalah komitmen warga desa
untuk menggunakkannya hanya pada saat musim kemarau saja, disaat desa
benar-benar krisis air bersih.
Water tank-1 https://www.pinterest.com/pin/575757133589003181/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar