Ini hanyalah sebuah renungan tidak ada unsur ngilmiahnya sama sekali, didasari oleh aneka berita dan artikel yang
berjejal menghiasi wajah televisi hingga media sosial, mengenai kekeringan yang
tengah melanda sebagian besar wilayah di Indonesia.
Dan seperti biasanya, untuk mengatasi kekeringan tersebut dalam jangka
pendek, pemerintah tengah menyiapkan atau merencanakan hujan buatan (merekayasa
pembentukan awan). Cara ini mungkin sudah dilakukan kurang lebih 20 tahun terakhir,
untuk mengatasi kemarau panjang dengan cara instan.
Cara instan yang mungkin berakibat tidak instan, proses menyegerakan hujan
atau membuat hujan lebih dini atau memaksakan terjadinya hujan, berarti merubah
dan mengabaikan turunnya hujan secara alamiah.
Proses alamiah terjadinya hujan memang tidak bakal sederhana, ada
serangkaian aturan atau hukum alam yang mestinya dilalui supaya terjadi hujan.
Tidak hanya faktor internal bumi tapi juga mungkin bulan, matahari dan seluruh
semesta.
Kecepatan angin, perbedaan temperatur di seluruh permukaan bumi, jumlah
hutan dan pohon yang masih tersisa, bahkan mungkin suara jangkrik dan kepak
sayap kupu-kupu adalah rangkaian proses dari hujan itu sendiri.
Bila turunya hujan dari proses alamiah yang rumit kemudian di instankan
dengan memotong rangkaian proses yang ada, apakah tidak mungkin justru akan
berdampak pada perubahan dan anomali cuaca yang terjadi.
Akhir musim hujan hingga berakhirnya musim kemarau, yang seharusnya dibaca oleh
alam sebagai rangkaian proses yang utuh, untuk mempersiapkan awal musim hujan berikutnya,
malah dikacaukan oleh adanya hujan buatan yang terjadi ditengah musim kemarau.
Turunnya hujan buatan disaat masih musim kemarau, bukankah akan memberikan
tanda pada seluruh alam untuk segera menyesuaikan situasi dan kondisinya.
Harusnya jangkrik belum saatnya musim kawin pada akhirnya mempercepat proses
tersebut, kupu-kupu yang seharusnya belum saatnya bermigrasi harus dipaksa
untuk pindah lebih awal, dsb.
Proses penyesuaian dari alam terhadap hujan buatan tersebut, bukankah pada
akhirnya juga akan mempengaruhi seluruh sendi kehidupan (fungsi) dari alam itu
sendiri. Yang pada akhirnya juga berdampak pada perubahan cuaca dan perubahan
perilaku alam tersebut hingga puluhan atau ratusan tahun kedepan.
Sudah seharusnya manusia beserta negara tentunya, tidak hanya serius
memcahkannya dalam jangka pendek saja tapi juga mencari penyelesaiannya untuk
jangka panjang, sangat panjang....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar